Senin, 15 Juni 2015

TEKS, KO-TEKS, DAN KONTEKS


a.      Pengertian Wacana

Harimurti Kridalaksana (1984:204)1 menyatakan bahawa wacana adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki tatabahasa merupakan satuan tatabahasa tertinggi atau terbesar. Wacana ini
direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, ensiklopedia, dan sebagainya, paragraf, ayat atau kata yang membawa amanat yang lengkap.

b.      Pengertian Teks, Ko-Teks, dan Konteks

Kridalaksana (2011:238) dalam Kamus Linguistiknya menyatakan bahwa teksadalah (1) satuan bahasa terlengkap yang bersifat abstrak, (2) deretan kalimat, kata, dan sebagainya yang membentuk ujaran, (3)  ujaran yang dihasilkan dalam interaksi manusia. Dilihat dari tiga pengertian teks yang dikemukakan dalam Kamus Linguistik tersebut dapat dikatakan bahwa teks adalah satuan bahasa yang bisa berupa bahasa tulis dan bisa juga berupa bahasa lisan yang dahasilkan dari interaksi atau komunikasi manusia. Kriteria teks: internal (kohesi dan koherensi), eksternal (intertekstualitas, intersionlitas, informativitas, situasionalitas).
Keberadaan koteks dalam suatu wacana menunjukkan bahwa struktur suatu teks memiliki hubungan dengan teks lainnya. Hal itulah yang membuat suatu wacana menjadi utuh dan lengkap. Ko-teks dapat menjadi alat bantu untuk menganalisis wacana. Dalam wacana yang cukup panjang sering sebuah kalimat harus dicarikan informasi yang jelas pada bagian kata yang lainnya. Perhatikan contoh berikut ini.

Markusen adalah calon gubernur terkaya di negari ini. Tidak hanya itu, dia juga seorang pengusaha dan mantan seorang dosen di salah satu PT ternama. Selain itu, beliau juga dikenal sangat baik oleh masyarakatnya.

Kata dia, beliau dan –nya yang terdapat pada kalimat kedua dan ketiga di atas mengacu kepada Markusen pada kaliamt pertama. Tafsiran itu didasarkan pada kalimat yang menyatakan bahwa Markusen adalah calon gubernur terkaya di negari ini. Jadi, Markusen pada kalimat itu menjadi koteks bagi dia, beliau dan -nya.

Kedua kalimat di atas memiliki keterkaitan. Kalimat “Selamat Jalan” merupakan ungkapan dari adanya kalimat sebelumnya, yaitu “Selamat Datang”. Kalimat “Selamat Datang” dapat dimaknai secara utuh ketika adanya kalimat sesudahnya, yaitu “Selamat Jalan”, begitu juga sebaliknya. Keberadaan koteks dalam suatu wacana menunjukkan bahwa struktur suatu teks memiliki hubungan dengan teks lainnya. Hal itulah yang membuat suatu wacana menjadi utuh dan lengkap. Ko-teks dapat menjadi alat bantu untuk menganalisis wacana. Dalam wacana yang cukup panjang sering sebuah kalimat harus dicarikan informasi yang jelas pada bagian kata yang lainnya.

Kridalaksana (2011:134) mengartikan konteks adalah (1) aspek-aspek lingkungan fisik atau sosial yang kait mengait dengan ujaran tertentu, (2) pengetahuan yang sama-sama memiliki pembicara dan pendengar sehingga pendengar paham apa yang dimaksud pembicara.

Macam-macam konteks yaitu :
·                konteks situasi, ciri-cirinya: pembicara/penulis, pendengar/pembaca, topik pembicaraan, saluran, kode, bentuk pesan, peristiwa, tempat dan waktu.
·                konteks pengetahuan, konteks ini dibagi menjadi 4: konteks lingustik, konteks epistemis, konteks fisik, konteks sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar